Dr. Zakir Naik Answer: Muslimin menyembah dan sujud kepada Ka’Bah, Benarkah?

Dr. Zakir Naik Answer: Muslimin menyembah dan sujud kepada Ka’Bah, Benarkah?

Pertanyaan, Seputar Keimanan:
“Jika Islam menentang penyembahan berhala, mengapa kaum muslimin menyembah dan sujud kepada Ka’bah?”

Dr. Zakir Naik menjawab:
Ka’bah adalah kiblat, yaitu arah kaum muslimin menghadap dalam sholat mereka. Perlu dicatat bahwa walaupun kaum muslimin menghadap Ka’bah dalam shalat, mereka tidak menyembah Ka’bah. Kaum muslimin hanya menyembah dan bersujud kepada Allah Rabbul Alamin. 

Disebutkan dalam surat ke-2 Al-Baqarah ayat 144:

QS. Al-Baqarah [2] ayat 144

“Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah masjidil Haram dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya...”

1. Islam mengajarkan persatuan
Ketika kaum muslimin hendak menunaikan sholat, bisa jadi ada sebagian orang yang ingin menghadap ke utara, sedangkan yang lainnya ingin menghadap ke selatan. Untuk menyatukan kaum muslimin dalam beribadah kepada Allah maka kaum muslimin di manapun berada diperintahkan hanya menghadap ke satu arah, yaitu Ka’bah. Kaum muslimin yang tinggal di sebelah barat Ka’bah, mereka sholat menghadat timur. Begitu pula yang tinggal di sebelah timur Ka’bah, mereka menghadap barat.

2. Ka’bah adalah pusat peta dunia
Kaum muslimin adalah umat pertama yang menggambar peta dunia. Mereka menggambar peta dengan selatan menunjuk ke atas dan utara ke bawah. Ka’bah berada di pusatnya. Kemudian, para koreografer (Ahli membuat peta) barat membuat peta terbalik dengan utara menghadap ke atas dan selatan ke bawah. Meski begitu, alhamdullilah, Ka’bah tetap terletak di tengah-tengah peta.

3. Tawaf keliling Ka’bah untuk menunjukkan keesaan Allah
Ketika kaum muslimin pergi ke Masjidil Haram di mekah, mereka melakukan tawaf atau mengelilingi Ka’bah. Perbuatan ini melambangkan keimanan dan peribadahan kepada satu Tuhan. Sama persis dengan lingkaran yang hanya membunyai satu pusat maka hanya Allah saja yang berhak disembah.

4. Mengikuti yang diajarkan Rasulullah Muhammad 
Mengenai batu hitam, Hajar Aswad, Umar bin Khatab berkata, “Aku tau bahwa engkau hanyalah sebongkah batu yang tidak dapat mendatangkan keburukan maupun manfaat seandainya aku tidak melihat Rasulullah menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu.” [Shahih Bukhari:II/56 (675)] Pernyataan Umar ‘Sebongkah batu yang tidak dapat mendatangkan keburukan maupun manfaat’ cukup membuktikan bahwa kita umat muslim tidak menyembah Ka’bah. Karana hanya tuhan kita lah yaitu Allah yang dapat mendatangkan Manfaat dan Bahaya, bukan sebogkah batu (pent).

5. Orang berdiri di atas Ka’bah dan mengumandangkan adzan
Pada zaman Nabi, orang berdiri di atas Ka’bah dan mengumandangkan adzan. Bisa ditanyakan kepada mereka yang menuduh kaum muslimin menyembah Ka’bah, penyembahan berhala mana yang rela bahwa berhala yang mereka agung-agungkan berdiri di atas berhala sesembahannya?

SUMBER ARTIKEL: 
- Diambil dari buku ‘Debat Islam Vs Non-Islam’ Penerbit AQWAM
- Judul Asli buku: Zakir Naik answer to non muslims’ common questions about Islam

Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top